Minggu, 10 Januari 2010

PENANGANAN ANAK BERPENGALAMAN TRAUMATIS

Pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan P4TK BK Bogor menyelenggarakan diklat bagi para Guru pembimbing, diklat yang diselenggarakan ini berlabel diklat Spesialisasi Konseling Traumatis, peserta diklat adalah para konselor sekolah yang telah menempuh diklat-diklat tingkat sebelumnya, yaitu diklat dasar dan lanjutan, diharapkan peserta nantinya dapat memiliki keterampilan dalam menangani siswa yang berpengalaman traumatis.

Sejak awal tahun 2000 telah terjadi banyak bencana  diIndonesia, di samping kerusakan fisik bencana juga telah mengakibatkan gangguan psikis pada orang yang mengalaminya., di samping kerusakan fisik bencana juga telah mengakibatkan gangguan psikis pada orang yang mengalaminya.

Resiko psikologis yang dialami oleh individu yang mengalami kehilangan sumber daya yang bernilai, seperti kehilangan orang yang dicintai, harta benda yang dimiliki, hubungan sosial dan komunitas atau ketika kehilangan pegangan hidupnya akan menyebabkan stress dan trauma.


menurut Friedman & Schnurr dalam Green (2004) individu-individu yang memiliki pengalaman trauma akan menunjukan persoalan fisik konstan yang lebih besar, termasuk di antaranya rasa sakit yang kronis, gangguan gastrointestional, sakit kepala, dan serangan jantung.

Menurut Green (2004) kegagalan coping dan adaptasi terhadap pengalaman traumatik akan menimbulkan efek bola salju yang luas dan mendalam, berjangka panjang dan mungkin tidak dapat diubah (irreversible).

Apa itu PTSD ?

Gangguan kecemasan pascatrauma (PTSD) merujuk pada gangguan psikologis dan luka emosional yang dialami oleh individu yang mengalami suatu peristiwa tragis dan luar biasa.(Schiraldi, 2000)

Secara formal mengkategorikannya sebagai suatu gangguan kecemasan dengan indikator dan ciri-ciri diagnostik tertentu yang berbeda dengan kecemasan biasa. (The American Psychiatric Association)

Menurut Friedman & Schnurr dalam Green (2004) individu-individu yang memiliki pengalaman trauma akan menunjukan persoalan fisik konstan yang lebih besar, termasuk di antaranya rasa sakit yang kronis, gangguan gastrointestional, sakit kepala, dan serangan jantung.

Menurut Green (2004) kegagalan coping dan adaptasi terhadap pengalaman traumatik akan menimbulkan efek bola salju yang luas dan mendalam, berjangka panjang dan mungkin tidak dapat diubah (irreversible).

Menurut Schiraldi (2000), peristiwa yang menjadi pemicu kecemasan pascatrauma dikategorikan sebagai traumatic stressor, sedangkan yang menjadi pemicu kecemasan biasa disebut “ordinary stressor” atau sebagai “adjustment stressor”.

Indikator PTSD

  • Pemajanan/pemunculan stressor (exposure to stressor)
  • Peristiwa yang dialami lagi (event re-experienced)
  • Penghindaran (avoidance)
  • Pemunculan (arousal)
  • Durasi gejala dalam kriteria B (mengalami gejala lebih dari satu bulan)
  • Gangguan kehidupan (life distrupted).
Gejala dari pemajanan/pemunculan stressor (exposure to stressor):

  • orang yang mengalami, menyaksikan, atau memperhatikan/ mempelajari peristiwa yang melibatkan kematian yang tragis
  • kecelakaan serius atau kekejaman pada diri sendiri dan orang lain.
  • orang yang mengalami ketakutan, ketidakberdayaan atau ketakutan yang hebat (pada anak-anak, respon tersebut dapat mengakibatkan perilaku yang kacau atau memprovokasi).
Gejala dari peristiwa yang dialami lagi (Event Re-experienced):

  • Perilaku mengungkit-ungkit kembali peristiwa yang mengganggu (image, pikiran, atau persepsi)
  • Mengingat-ingat kembali mimpi buruk dari suatu peristiwa
  • Berperilaku atau merasa seolah-olah trauma tersebut muncul kembali (perasaan muncul kembali, ilusi, halusinasi, dan kembali ke masa lalu yang bersifat disosiatif)
  • Distress psikologis yang hebat atas munculnya tanda-tanda internal atau eksternal yang mensimbolkan/mirip dengan suatu aspek dari trauma tersebut
  • Reaksi psikologis yang muncul berulang-ulang seperti pada gejala diatas.
Gejala yang muncul dari indikator penghindaran (avoidance):
  • Upaya-upaya untuk menghindari pikiran, perasaan atau hal lain yang dapat mengingatkan kembali pada peristiwa traumatik
  • Upaya-upaya untuk menghindarkan diri dari aktivitas, tempat, atau orang yang terkait dengan peristiwa traumatik
  • Ketidakmampuan mengingat aspek penting dari peristiwa traumatik
  • Berkurangnya minat atau partisipasi secara nyata pada aktivitas yang dahulunya merupakan aktivitas yang menyenangkan
  • Perasaan terasing
  • Rentang afeksi terbatas (misalnya tidak dapat merasakan kelembutan hati atau seksualita)Merasa masa depan suram (berkenaan dengan karir, pernikahan, anak-anak dsb).
Gejala yang muncul dari gangguan kehidupan (life disrupted):
Gangguan yang menyebabkan distress dalam fungsi sosial atau bidang penting lainnya.


Gejala PTSD:

  1. Fisik (physical fatigue) Suhu badan meninggi (tension), menggigil (trembling), badan terasa lesu (fatigue), mual-mual (tingling), pening (nausea), ketidakmampuan menyelesaikan masalah (digestive track problem), sesak napas (rapid breathing), panik (event panic attack).
  2. Emosi (emotional fatigue) Iritasi (irritation), hilangnya gairah hidup (moodiness), ketakutan (fear), dikendalikan emosi (exaggerated emotions), dan merasa rendah diri (loss of confidence).
  3. Mental (mental fatigue) Kebingungan (confussion), tidak dapat berkonsentrasi (inability to concentrate), tidak mampu mengingat dengan baik (remember), tidak dapat menyelesaikan masalah (lack decision making).
  4. Perilaku (behavioral fatigue) Sulit tidur, kehilangan selera makan, makan berlebihan, banyak merokok, minum alkohol, menghindar, sering menangis, tidak mampu berbicara, tidak bergerak, gelisah, terlalu banyak gerak, mudah marah, ingin bunuh diri, menggerakkan anggota tubuh secara
  5. berulang-ulang, rasa malu berlebihan, mengurung diri, menyalahkan orang lain.
  6. Spiritual (spiritual fatigue)  Putus asa (discouragement), hilang harapan (hopeless), menyalahkan Tuhan, berhenti ibadah, tidak berdaya (despair), meragukan keyakinan, dan tidak tulus, dll.
Jenis Permainan Kelompok bagi Anak Berpengalaman Traumatik

(In-Bond dan Out-Bond) 

SESI AWAL ( FORMING)

  • Papan Nama
  • Perkenalan Berantai
PEMBENTUKAN

  • Penetapan struktur kelompok
  • Pohon Harapan
SESI TRANSISI (STORMING)

  • Rebut Bendera
  • Yel-yel dan Mars kelompok
  • Norma-Norma Kelompok
SESI TRANSISI (NORMING)
  • Susun Baris
  • Holahoop
  • Trust Circle
  • Trust Fall
  • Benang Kusut

Tidak ada komentar: